ANAK SASADA - BATAK MOVIE
Part 2-and
Film layar lebar ini menggunakan bahasa Batak Toba. Mengisahkan kemiskinan dan pendidikan orang di desa yang harus merantau ke kota, film berjudul Anak Sasada menjadi film pertama menggunakan bahasa Batak Toba.
Diberitakan Media Indonesia, pemain film Anak Sasada tak semuanya beretnik Batak Toba, namun juga ada Melayu, Jawa, dan Simalungun. Meskipun begitu, mereka sangat tertarik untuk belajar bahasa Batak. Sehingga mereka dibantu oleh penyelaras bahasa, Manguji Nababan, seorang Batakolog yang terlibat dalam proses pembuatan film tersebut.
Menurutnya, sebagai penulis skenario dia memiliki hubungan profesional dengan produser dan sutradaranya, Pontianus Gea, seorang suku Nias yang pernah studi film di Italia selama dua tahun.
Produksi film Nias sepanjang 11 episode yang dibuat Pontianus sejak kepulangannya dari Italia tersebut menjadi kejutan menarik, ketika seorang di luar suku Batak tertarik bikin film berbahasa Batak Toba, sekaligus membiayainya.
Sementara itu, lokasi syuting direkomendasikan atas kepercayaan produser, dengan total skenario yang murni menggunakan bahasa Batak Toba, meskipun dengan sedikit campuran dialek yang bisa ditemukan dalam percakapan orang Toba selama ini.
Pembuatan film ini dibantu sejumlah kru orang Nias, yang pernah mengenyam pendidikan lebih maju, sebagai upaya adaptasi film berjudul Ono Sitefuyu yang meraih sukses di pasaran.
Dikatakan, pengambilan gambar tersebut dilakukan di Kota Balige dengan latar belakang kapal "paronan" (pedagang) dari Bakkara,24 hingga 26 Mei 2011. Rute pergi dan pulang kapal paronan menjadi lanskap pagi di pelabuhan, ini adalah awal cerita film tersebut.
Pada 26 Juni 2011 mendatang, juga akan diadakan diskusi dan pemutaran cuplikan film di SMU Negeri Plus Yayasan Soposurung Balige dalam rangka syuting terakhir film Anak Sasada.
Post a Comment