Sejarah Asal Usul Nenek Moyang Suku Batak

Wednesday, February 12, 20250 comments


TENTANG SUKU BATAK

Suku Batak merupakan suku yang berasal dari Sumatera Utara dari rumpun etnis yang mendiami sebagian besar wilayah di beberapa kabupaten di Sumatera Utara seperti Kabupaten Karo, Dairi, Simalungun, Asahan, dan Tapanuli Utara. Suku Batak ini menjadi suku bangsa terbesar ketiga di Indonesia setelah Suku Jawa dan Suku Sunda.

Suku Batak dibagi menjadi 6 sub suku atau yang disebut dengan istilah Puak. Subsuku dari Suku Batak yaitu Suku Batak Toba, Karo, Angkola, Mandailing, Pakpak, dan Simalungun.

NENEK MOYANG SUKU BATAK

Asal-usul dan sejarah Suku Batak terdapat banyak versi. Hal ini karena minimnya catatan sejarah dan literatur yang ditemukan, sehingga asal-usul dari suku ini belum dapat dipastikan sepenuhnya. Asal usul Suku Batak umumnya diketahui dari nenek moyang dari Asia Selatan yang bermukim di pulau Sumatera. Suku Batak juga diketahui merupakan penutur bahasa Austronesia.

Mengutip dari buku suku-suku bangsa di Sumatera karya Giyanto, nenek moyang dari Suku Batak merupakan kelompok Proto Melayu atau yang biasa disebut juga sebagai Melayu Tua.

Pada mulanya kelompok Proto Melayu berasal dari Asia Selatan. Lalu kemudian mereka bermigrasi ke Indonesia melalui Pulau Sumatera lewat Semenanjung Malaya. Setelah sampai di Pulau Sumatera, kelompok tersebut menetap di sekitar Danau Toba, Sumatera Utara. Kemudian, kelompok tersebut membuat permukiman di Sianjur mula-mula. Seiring berjalannya waktu, permukiman ini berkembang dan menyebar ke wilayah di sekitarnya.

SISTEM MARGA PADA SUKU BATAK

Suku Batak dibagi ke dalam 6 sub suku atau Puak. Setiap Puak memiliki nama-nama marganya masing-masing. Hal ini berkaitan dengan sistem kekerabatan dan berfungsi untuk memberi tanda adanya tali persaudaraan pada orang Batak yang bermarga dari Puak yang sama.

Orang Batak juga menganut paham patrilineal yaitu paham garis keturunan bapak sehingga jika terdapat seorang anak dari Suku Batak yang lahir maka akan mengikut marga dari sang ayah. Penting untuk diketahui, hingga saat ini terdapat hampir 500 marga Suku Batak. Sehingga setiap Puak memiliki banyak marga.

Bagi orang Batak, sangat penting untuk mengetahui asal-usul atau dari keturunan mana orang tersebut berasal.

Untuk mengetahui hal ini Suku Batak menggunakan Tarombo atau silsilah garis keturunan.

Dengan menggunakan Tarombo, maka akan diketahui dari garis keturunan mana seseorang berasal dan bagaimana posisinya pada marga tersebut serta dapat dirunutkan juga asal-usul keturunan orang tersebut hingga sampai pada si Raja Batak.

BAHASA BATAK

Bahasa Batak terbagi ke dalam beberapa logat tergantung dari Puak mana ia berasal. Macam-macam logat yang dimiliki Suku Batak yaitu :

Logat Karo, digunakan oleh Suku Batak Karo

Logat Pakpak, digunakan oleh Suku Batak Pakpak

Logat Simalungun, digunakan oleh Suku Batak Simalungun

Logat Toba, digunakan oleh Suku Batak Toba, Angkola, dan Mandailing.

AGAMA DI TANAH BATAK

Agama atau kepercayaan yang dianut, saat ini sebagian besar Suku Batak menganut agama Kristen Protestan dan sebagian lainnya Katolik dan Islam.

Gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) telah berdiri di Balige pada bulan September 1917. Pada akhir tahun 1920-an, sebuah sekolah perawat memberikan pelatihan perawatan kepada bidan-bidan disana. Kemudian pada tahun 1941, Gereja Batak Karo Protestan (GBKP) didirikan. 

Misi Katolik masuk ke tanah Batak setelah Zending Protestan berada di sana selama 73 tahun. Daerah-daerah yang padat penduduknya serta daerah-daerah yang subur sudah menjadi “milik” Protestan. Menurut Sybrandus van Rossum dalam tulisannya berjudul “Matahari Terbit di Balige” bahwa pada tahun 1935 orang Batak yang sudah dibaptis di Protestan mencapai lebih kurang 450.000 orang. Lembaga pendidikan dan kesehatan sudah berada di tangan Zending. Zending juga sudah mempunyai kader-kader yang tangguh baik dalam masyarakat maupun dalam pemerintahan. Dalam situasi seperti itulah misi Katolik masuk ke tanah Batak.

Selain itu, pada sebagian kecil Suku Batak ada juga yang menganut kepercayaan tradisional yaitu agama Parmalim. Namun seiring berjalannya waktu dan perkembangan teknologi, penganut agama tradisional pun semakin berkurang.

SALAM KHAS BATAK

Tiap etnis Batak memiliki salam khasnya masing masing. Beberapa salam yang biasa dituturkan oleh tiap etnis adalah:[butuh rujukan]

1. Angkola dan Mandailing: “Horas Tondi Madingin Pir Ma Tondi Matogu, Sayur Matua Bulung!”

2. Karo: “Mejuah-juah Kita Krina!

3. Pakpak: “Njuah-juah Mo Banta Karina!”

4. Simalungun: “Horas banta Haganupan, Salam Habonaran Do Bona!”

5. Toba:Horas Jala Gabe Ma Di Hita Saluhutna!” atau "Horas Tondi Matogu, Pir Ma Tondi Madingin!"

RUMAH ADAT

Rumah adat Suku Batak dinamakan Rumah Bolon. Rumah Bolon bila diartikan dalam bahasa Indonesia berarti “rumah besar” yang merupakan suatu penggambaran dari rumah Bolon yang memang berukuran besar yaitu memiliki panjang sekitar 10-20 meter. Dilihat dari jenisnya, rumah Bolon termasuk ke dalam jenis rumah panggung dengan ketinggian dua meter dimana baik penyangga atau pun dindingnya terbuat dari kayu.

Share this article :

Post a Comment

 
Support : Creating Website | wartaONETV | wartaONETV Blog
Copyright © 2011. WARTAONETV - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by WartaONETV Template
Proudly powered by Blogger Privacy Police